Kab.Bandung, Parahiangannews- Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu, Reuse, Reduce, dan Recycle atau yang lebih dikenal TPST3R yang berlokasi di Desa Neglasari Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung menjadi perhatian banyak pihak. Hingga saat ini, pengelolaan TPST3R tersebut berjalan lancar dan ramah lingkungan, selain menghasilkan dari sisi sektor ekonomi masyarakat.
TPS3R ini menjadi salah satu kebanggaan masyarakat setempat, termasuk pegiat lingkungan. Untuk mengoptimalkan fungsi TPST3R itu, di sana ada mesin olah runtah yang akrab disebut mesin Motah dengan kapasitas olah sampah mencapai beberapa ton dalam sehari.
Pada hari Selasa 26 Nopember 2024 lalu, TPS3R ini menjadi perhatian Kementerian Pekerjaan Umum RI. Rombongan Direktorat Sanitasi TPST3R Dirjen Cipta Karya Kementerian PU datang Ke TPST3R Desa Neglasari Majalaya.
Pengelola TPS3R Desa Neglasari Deni Riswandani mengatakan bahwa TPST3R Desa Neglasari Majalaya bersama 12 TPST3R dan sanitasi se-Indonesia masuk pada profil IBM (Infrastruktur Berbasis Masyarakat) sanitasi berbasis masyarakat yang disusun langsung oleh tim Dirjen Cipta Karya Kementerian PU tahun 2024 ini.
Deni menyebutkan, dari Jawa Barat yang masuk pada profil IBM tersebut ada 5 yaitu (1). SPALD-T Citarum Harum, Samoja Kota Bandung TA 2021, (2) TPST3R GAUL Desa Neglasari Majalaya Kabupaten Bandung TA 2021, (3). TPST3R Hikmah Bojong Loa Kota Bandung TA 2021, (4). TPST3R Baraya Runtah Sukaluyu Kabupaten Karawang TA 2020, dan (5). Pondok Pesantren Darunnidzhom Sukamaju Cianjur TA 2024.
“Masuknya TPST3R GAUL Desa Neglasari pada profil Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dikarenakan pengelolaan sampah 3R (Reduce Reuse dan Recycle) berjalan dengan baik, sehingga pengelolaan sampah dari warga dapat terminimalisir dan pengelolaan di TPST3R menjadi tuntas di tempat,” tutur Deni dalam keterangannya di Desa Neglasari, Sabtu (30/11/2024).
Ia pun mengaku bersyukur keberadaan TPST3R GAUL menjadi perhatian Kementerian Pekerjaan Umum RI.
“Alhamdulillah ini semua berkat kerjasama yang sinergis dan terintegrasi (pentahelik) antar semua stakeholder, dari mulai Kementerian Pekerjaan Umum melalui Cipta Karya dan BBWS Citarum. Mendapatkan perhatian juga dari Pemerintah Kabupaten Bandung melalui Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang,” tuturnya.
Perhatian juga datang dari Pemerintahan Desa Neglasari yang selama ini sangat support dalam pengelolaan TPST3R.
“Program Citarum Harumnya melalui Satgas Citarum Harum khususnya Sektor 4, dan dari komunitas masyarakatnya ada GAUL (Gerakan Asyik Untuk Lingkungan) yang hingga saat ini eksis terus dalam pengelolaan sampah,” ujarnya.
Pengelolaan sampah di TPST3R itu dengan konsep “Gauli Sampah Dengan Asyik”. Kalimat ini jadi jargon Gerakan Asyik Untuk Lingkungan (GAUL), yang diprakarsai pengelola sampah di TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu, Reuse, Reduce, dan Recycle) dan Motah (Mesin Olah Runtah) di Desa Neglasari.
Inisiatif pengelolaan sampah dengan semangat gauli sampah dengan asyik ini dalam upaya meminimalisir persoalan sampah yang dihasilkan oleh warga Desa Neglasari dengan ribuan kepala keluarga.**