Kab.Bandung, Parahiangannews – Makanan tradisional borondong atau berondong masih menjadi produk unggulan ekonomi kreatif yang dihasilkan pelaku usaha di Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung. Masih produk unggulan lainnya asal Ibun adalah kain songket.
Produk unggulan yang menjadi ikon Kecamatan Ibun ini kerap dipamerkan atau dipromosikan pada berbagai kegiatan yang berkaitan dengan masyarakat banyak. Kali ini pada ajang Bandung Bedas Expo di Soreang Kabupaten Bandung. Bandung Bedas Expo ini sebagai rangkaian Hari Jadi ke-384 Kabupaten Bandung.
Camat Ibun Agus Rustandi mengungkapkan hal itu saat menuju perjalanan ke Soreang, Rabu (23/4/2025).
Makanan tradisional Sunda berondong asal Kecamatan Ibun ini sudah menjadi produk unggulan pelaku usaha setempat sejak puluhan tahun silam hingga saat ini. Produk berondong ini dibuat secara turun temurun.
Borondong ini terbuat dari beras ketan atau jagung yang disangrai menjadi popcorn. Setelah di-popcorn, cangkangnya dibersihkan dan dicampur dengan kinca gula merah atau gula pasir, kemudian dibentuk bulat-bulat atau persegi.
Borondong asal Ibun ini sudah terkenal ke berbagai daerah. Bahkan jenis makanan ini menjadi oleh-oleh warga saat pergi maupun pulang dari daerah penghasil makanan khas Sunda tersebut.
Selain borondong garing, ada juga berondong enten. Borondong enten ini dibuat dengan cara membuat enten (wajik ketan) terlebih dahulu, lalu dibentuk bulat-bulat dan diselimuti dengan sangan jagung. Bagi masyarakat, kedua jenis makanan ringan ini sudah cukup terkenal dan diketahui banyak orang.
Untuk menyemarakkan Hari Jadi ke-384 ini, kata Camat Agus, borondong yang dibuat dengan bentuk bulat-bulat kecil itu kemudian dilumuri coklat warna warni yang dicampur dengan kismis.
“Ya dibikin unik. Isinya borondong, tapi terlihat seperti coklat. Ini bagian dari inovasi dalam mengolah borondong yang dihasilkan pelaku usaha asal Kecamatan Ibun,” katanya.
Agus juga turut mempromosikan kain sarung songket produk Ibun dalam dua tahun terakhir ini. Kain songket itu, bisa dibikin sarung, baju atau pakaian (fashion). Songket juga bisa digunakan untuk busana selendang.
“Produk unggulan kain songket ini dipasarkan pula melalui online, sehingga bisa dengan mudah dipesan oleh masyarakat asal luar daerah,” ujarnya.
Ia mengatakan bahwa untuk mengenalkan produk songket lebih masif kepada masyarakat luas itu, di antaranya melalui kegiatan PKK.
“Kain songket yang dihasilkan dua pelaku usaha asal Ibun ini kerap dijadikan oleh-oleh,” katanya.
Menurut Agus, kain songket ini sudah lama diproduksi dan dipertahankan oleh pelaku usaha di Ibun. Selain mempertahankan ekonomi masyarakat setempat, kata dia, pemasarannya lebih banyak ke luar Jawa, yakni Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi.
“Pemasaran melalui online antara 5 sampai 10 kodi bisa terjual setiap harinya. Selain pemasaran secara offline,” katanya.**