Example floating
Example floating
Parlementaria

DPRD Kabupaten Bandung Paparkan Hasil Kajian Kawasan Bandung Utara, Ini Hasilnya

×

DPRD Kabupaten Bandung Paparkan Hasil Kajian Kawasan Bandung Utara, Ini Hasilnya

Sebarkan artikel ini

Kab.Bandung, Parahiangannews- DPRD Kabupaten Bandung soroti kondisi Kawasan Bandung Utara (KBU) yang di antaranya secara geografis bagian Kabupaten Bandung.

Terkait hal itu, sejumlah pihak melaksanakan kajian Kawasan Bandung Utara.

“Kajian KBU ini adalah sebuah studi yang dilakukan untuk memahami kondisi dan potensi kawasan tersebut,” kata Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Bandung H. Tarya Witarsa dalam keterangannya, Senin (28/4/2025).

Tarya menegaskan sejumlah aspek yang menjadi kajian, pertama aspek geografis mulai dari topografi, iklim, dan hidrologi kawasan.

“Kedua aspek lingkungan, yakni kualitas udara, air, dan tanah, serta potensi bencana alam. Ketiga, aspek sosial ekonomi demografi, yakni mata pencaharian, dan kegiatan ekonomi masyarakat. Keempat, aspek infrastruktur, yakni jaringan jalan, transportasi, dan fasilitas umum lainnya,” kata politisi dari PKB ini.

Tarya yang juga Ketua Fraksi PKB DPRD Kabupaten Bandung pun turut menyoroti potensi Kawasan Bandung Utara. Pertama, dilihat dari potensi pariwisata mulai dari keindahan alam, budaya, dan sejarah kawasan.

“Kedua, potensi pertanian dari sisi kesuburan tanah dan potensi tanaman. Ketiga potensi ekoturisme, yakni keanekaragaman hayati dan keindahan alam,” ujarnya.

Kajian lainnya terkait tantangan Kawasan Bandung Utara, kata dia, terkait kondisi kerusakan lingkungan: polusi udara, air, dan tanah. Kedua, bencana alam: banjir, longsor, dan gempa bumi. Ketiga, penggunaan lahan: perubahan penggunaan lahan yang tidak terkendali.

Menyoroti tentang strategi pengembangan. Pertama, pengelolaan lingkungan: pelestarian dan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Kedua, pengembangan pariwisata: pengembangan pariwisata yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Ketiga, pengembangan ekonomi lokal: pengembangan ekonomi lokal yang berbasis pada potensi kawasan.

Kajian geografis, topografis, iklim, dan hidrologi kawasan Bandung Utara sangat penting untuk memahami kondisi fisik kawasan tersebut.

Baca Juga  Pembentukan Satgas Pengendalian Penataan Ruang, Ketua DPRD Renie Rahayu Fauzi: Dapat Meningkatkan PAD

Kajian KBU dari sisi geografis, pertama lokasi: Kawasan Bandung Utara terletak di bagian utara Kota Bandung, Jawa Barat. Kedua, batas wilayah: berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat di utara, Kota Bandung di selatan, dan Kabupaten Bandung di timur.

Kajian topografis, pertama ketinggian: Kawasan Bandung Utara memiliki ketinggian yang bervariasi, mulai dari 700 hingga 1.800 meter di atas permukaan laut. Kedua, kemiringan lereng: kawasan ini memiliki kemiringan lereng yang curam, terutama di daerah perbukitan.

Kajian iklim, pertama tipe iklim: Kawasan Bandung Utara memiliki tipe iklim tropis dengan curah hujan yang tinggi. Kedua, suhu udara: suhu udara di kawasan ini relatif sejuk, dengan rata-rata suhu udara sekitar 18-24°C.

Kajian Hidrologi, pertama ungai: Kawasan Bandung Utara dilalui oleh beberapa sungai, seperti Sungai Cikapundung dan Sungai Citepus. Kedua, sumber air: kawasan ini memiliki beberapa sumber air, seperti mata air dan sumur.

Implikasi, pertama penggunaan lahan: kondisi geografis dan topografis kawasan Bandung Utara mempengaruhi penggunaan lahan, seperti pertanian, permukiman, dan industri. Kedua, bencana alam: kawasan ini rentan terhadap bencana alam, seperti banjir dan longsor, karena kondisi geografis dan hidrologisnya.

“Dengan memahami kondisi geografis, topografis, iklim, dan hidrologi kawasan Bandung Utara, dapat dilakukan perencanaan dan pengelolaan kawasan yang lebih efektif dan berkelanjutan” kata Tarya, Sekretaris DPC PKB Kabupaten Bandung.

Dikatakan Tarya, Kawasan Bandung Utara memiliki beberapa isu lingkungan yang perlu diperhatikan, seperti kualitas air, udara, dan tanah, serta potensi bencana alam.

Menyoroti kualitas air, pertama pada pencemaran air: Kawasan Bandung Utara memiliki beberapa sumber air yang tercemar, seperti Sungai Cikapundung dan Sungai Citepus, akibat limbah domestik dan industri. Kedua, ualitas air tanah: kualitas air tanah di kawasan ini juga terpengaruh oleh pencemaran, terutama di daerah permukiman dan industri.

Baca Juga  DPRD Bekerjasama Dengan Kejari Gelar Sosialisasi Perundang-undangan

Kualitas Udara, pertama pencemaran udara: Kawasan Bandung Utara memiliki kualitas udara yang terpengaruh oleh polusi udara dari kendaraan bermotor dan industri.
Kedua, sumber pencemaran: sumber pencemaran udara utama di kawasan ini adalah kendaraan bermotor, industri, dan pembakaran sampah.

Kualitas Tanah, pertama pencemaran tanah: Kawasan Bandung Utara memiliki beberapa area yang tercemar, terutama di daerah industri dan permukiman, akibat limbah B3 dan sampah. Kedua, degradasi tanah: degradasi tanah juga terjadi di kawasan ini akibat erosi dan penggunaan lahan yang tidak tepat.

Potensi Bencana Alam, pertama banjir: Kawasan Bandung Utara rentan terhadap banjir akibat curah hujan yang tinggi dan sistem drainase yang tidak memadai. Kedua, longsor: kawasan ini juga rentan terhadap longsor akibat kemiringan lereng yang curam dan penggunaan lahan yang tidak tepat.
Ketiga, gempa bumi: Kawasan Bandung Utara juga berpotensi terkena gempa bumi akibat lokasi geografisnya yang berada di dekat sesar aktif.

Implikasi, pertama dampak pada kesehatan: pencemaran lingkungan di Kawasan Bandung Utara dapat berdampak pada kesehatan masyarakat, seperti penyakit pernapasan dan kulit. Kedua, dampak pada ekonomi: pencemaran lingkungan juga dapat berdampak pada ekonomi, seperti kerugian akibat kerusakan infrastruktur dan penurunan produktivitas.

“Dengan memahami kondisi lingkungan di Kawasan Bandung Utara, dapat dilakukan upaya mitigasi dan adaptasi untuk mengurangi dampak negatif lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” pungkasnya.**

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *