Kab.Bandung, Parahiangannews- Kader Edukasi Pengendalian Perubahan Iklim dan Konservasi BEDAS tahun 2025 mulai dibentuk. Kader ini dibentuk dalam rangka meningkatkan kepedulian serta pelaksanaan hak, kewajiban, dan tanggung jawab para pemangku kepentingan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta pengendalian perubahan iklim untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup di Kabupaten Bandung.
Demikian dikatakan Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Bandung H.Tarya Witarsa, S.Ag, Selasa (29/4/2025). Ia hadir pada pembentukan Kader Edukasi Pengendalian Perubahan Iklim dan Konservasi BEDAS ini untuk memenuhi undangan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung.
Kegiatan pengkaderan ini diikuti oleh perwakilan dari setiap kecamatan se-Kabupaten Bandung sebanyak 2 orang.
Pada sambutannya, Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Bandung ini menyampaikan agar kita semua dapat bersiap menghadapi perubahan iklim yang saat ini tidak menentu.
Tarya Witarsa juga menyampaikan harapannya semoga dengan langkah ini mampu memberikan pengetahuan serta kesiapan masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim.
Pada kesempatan itu, Tarya Witarsa turut menyampaikan edukasi pengendalian perubahan iklim dan konservasi sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim.
Tujuan edukasi itu adalah pertama meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengendalian perubahan iklim dan konservasi. Kedua, meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang cara-cara pengendalian perubahan iklim dan konservasi.
Ketiga, meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim dan mengimplementasikan praktik konservasi.
Dijelaskan Tarya Witarsa, sasaran edukasi, pertama masyarakat umum, termasuk anak-anak, remaja, dan dewasa. Kedua, pemerintah daerah dan nasional untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan dalam menghadapi perubahan iklim. Ketiga, industri dan perusahaan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan dalam mengimplementasikan praktik konservasi.
Metode edukasi pun, disebutkan, pertama melalui pendidikan di sekolah dan universitas. Kedua, pendidikan non-formal melalui pelatihan, workshop, dan seminar. Ketiga, media massa, termasuk televisi, radio, dan media online.
Isi edukasi, katanya, pertama perubahan iklim: pengertian, penyebab, dan dampak perubahan iklim. Kedua, konservasi: pengertian, pentingnya, dan cara-cara konservasi. Ketiga,
praktik berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari, seperti penggunaan energi terbarukan dan pengurangan limbah.
“Dengan melakukan edukasi pengendalian perubahan iklim dan konservasi, kita dapat meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim dan mengimplementasikan praktik konservasi,” tuturnya.
Menurut Tarya Witarsa, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengendalian perubahan iklim dan konservasi dapat dilakukan melalui beberapa cara. Pertama, kampanye menggunakan media sosial untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang perubahan iklim dan konservasi.
Kedua, promosi melalui acara: mengadakan acara dan kegiatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang perubahan iklim dan konservasi.
Kemudian melaksanakan pendidikan dan pelatihan, pertama pendidikan formal: memasukkan materi tentang perubahan iklim dan konservasi dalam kurikulum sekolah. Kedua, pelatihan dan workshop: mengadakan pelatihan dan workshop untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim.
Keterlibatan masyarakat, katanya, partisipasi masyarakat: melibatkan masyarakat dalam kegiatan pengendalian perubahan iklim dan konservasi. Kedua, kerja sama dengan komunitas: bekerja sama dengan komunitas lokal untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim.
Informasi dan Komunikasi, pertama penyebaran informasi: menyebarkan informasi tentang perubahan iklim dan konservasi melalui berbagai saluran. Kedua, komunikasi efektif: menggunakan bahasa dan cara komunikasi yang efektif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
“Dengan melakukan upaya-upaya tersebut, kita dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengendalian perubahan iklim dan konservasi,” jelas Tarya Witarsa.
Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang cara-cara pengendalian perubahan iklim dan konservasi dapat dilakukan melalui beberapa cara. Pertama, pendidikan formal: memasukkan materi tentang pengendalian perubahan iklim dan konservasi dalam kurikulum sekolah.
Kedua, pelatihan dan workshop: mengadakan pelatihan dan workshop untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat.
Informasi dan Komunikasi, pertama penyebaran informasi: menyebarkan informasi tentang cara-cara pengendalian perubahan iklim dan konservasi melalui berbagai saluran. Kedua, media sosial: menggunakan media sosial untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat.
Demonstrasi dan contoh, pertama demonstrasi: mengadakan demonstrasi tentang cara-cara pengendalian perubahan iklim dan konservasi. Kedua, contoh nyata: memberikan contoh nyata tentang keberhasilan pengendalian perubahan iklim dan konservasi.
Keterlibatan Masyarakat, katanya, pertama partisipasi masyarakat: melibatkan masyarakat dalam kegiatan pengendalian perubahan iklim dan konservasi. Kedua, kerja sama dengan komunitas: bekerja sama dengan komunitas lokal untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat.
“Dengan melakukan upaya-upaya tersebut, kita dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang cara-cara pengendalian perubahan iklim dan konservasi,” ujarnya.
Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim dan mengimplementasikan praktik konservasi dapat dilakukan melalui beberapa cara.
Pelatihan dan Pengembangan Kapasitas, pertama pelatihan teknis: memberikan pelatihan teknis tentang cara-cara pengendalian perubahan iklim dan konservasi. Kedua, pengembangan kapasitas: meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim dan mengimplementasikan praktik konservasi.
Kemudian pemberdayaan masyarakat, pertama pemberdayaan ekonomi: memberdayakan ekonomi masyarakat melalui pengembangan usaha kecil dan menengah yang berkelanjutan. Kedua, pemberdayaan sosial: memberdayakan masyarakat melalui kegiatan sosial dan komunitas.
Keterlibatan masyarakat, pertama partisipasi masyarakat: melibatkan masyarakat dalam kegiatan pengendalian perubahan iklim dan konservasi. Kedua, kerja sama dengan komunitas: bekerja sama dengan komunitas lokal untuk meningkatkan kemampuan masyarakat.
Dukungan dan fasilitasi, pertama dukungan teknis: memberikan dukungan teknis kepada masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim dan mengimplementasikan praktik konservasi. Kedua, fasilitasi akses: memfasilitasi akses masyarakat ke sumber daya dan informasi yang dibutuhkan.
“Dengan melakukan upaya-upaya tersebut, kita dapat meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim dan mengimplementasikan praktik konservasi,” jelas Tarya Witarsa.
Dikatakan, perubahan iklim adalah perubahan jangka panjang dalam distribusi suhu dan pola cuaca di Bumi. Berikut adalah pengertian, penyebab, dan dampak perubahan iklim.
Pengertian perubahan iklim adalah perubahan dalam kondisi rata-rata cuaca di bumi, termasuk suhu, curah hujan, dan pola angin, yang terjadi dalam jangka waktu yang lama.
Penyebab Perubahan Iklim, dijelaskan, pertama emisi gas rumah kaca: emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrogen oksida (N2O) yang berasal dari aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan pertanian.
Kedua, deforestasi: penggundulan hutan yang menyebabkan hilangnya penyerap karbon dioksida. Ketiga, aktivitas industri: aktivitas industri yang menghasilkan emisi gas rumah kaca.
Dampak Perubahan Iklim, pertama peningkatan suhu: peningkatan suhu global yang menyebabkan perubahan pola cuaca dan iklim. Kedua, perubahan pola curah hujan: perubahan pola curah hujan yang menyebabkan kekeringan atau banjir. Ketiga, kenaikan permukaan laut: kenaikan permukaan laut yang menyebabkan erosi pantai dan banjir. Keempat, dampak pada ekosistem: dampak pada ekosistem dan keanekaragaman hayati. Kelima, dampak pada kesehatan manusia: dampak pada kesehatan manusia, termasuk peningkatan penyakit dan kematian.
“Perubahan iklim memiliki dampak yang luas dan kompleks, dan memerlukan upaya bersama untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengadaptasi dengan perubahan iklim,” sebutnya.
Konservasi adalah upaya untuk melestarikan dan melindungi sumber daya alam dan lingkungan hidup. Berikut adalah pengertian, pentingnya, dan cara-cara konservasi:
Pengertian konservasi adalah upaya untuk melestarikan dan melindungi sumber daya alam dan lingkungan hidup, termasuk keanekaragaman hayati, tanah, air, dan udara.
Menurutnya, pentingnya konservasi, pertama, melestarikan keanekaragaman hayati: konservasi membantu melestarikan keanekaragaman hayati dan ekosistem.
Kedua, mengurangi dampak perubahan iklim: konservasi dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim dengan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Ketiga, meningkatkan kualitas hidup: konservasi dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan menyediakan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Cara-Cara konservasi, pertama, pengelolaan hutan: pengelolaan hutan yang berkelanjutan untuk melestarikan keanekaragaman hayati dan mengurangi deforestasi. Kedua, penghematan air: penghematan air untuk mengurangi kelangkaan air dan meningkatkan kualitas air. Ketiga, pengurangan limbah: pengurangan limbah untuk mengurangi polusi dan meningkatkan kualitas lingkungan.
Keempat, penggunaan energi terbarukan: penggunaan energi terbarukan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Kelima, pendidikan dan kesadaran: pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi dan cara-cara konservasi.
“Dengan melakukan konservasi, kita dapat melestarikan sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk generasi mendatang,” ujarnya.
Praktik berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari dapat membantu mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup. Berikut beberapa contoh praktik berkelanjutan, yakni penggunaan energi terbarukan.
Pertama, panel surya: menggunakan panel surya untuk menghasilkan energi listrik. Kedua, energi angin: menggunakan energi angin untuk menghasilkan energi listrik.
Pengurangan Limbah, pertama, mengurangi penggunaan plastik: mengurangi penggunaan plastik dan menggantinya dengan bahan yang dapat digunakan kembali.
Kedua, mengelola limbah: mengelola limbah dengan baik, termasuk memilah dan mendaur ulang.
Penghematan Sumber Daya Alam, pertama menghemat air: menghemat air dengan menggunakan teknologi yang efisien dan mengurangi konsumsi air. Kedua, menghemat energi: menghemat energi dengan menggunakan teknologi yang efisien dan mengurangi konsumsi energi.
Transportasi berkelanjutan, pertama menggunakan transportasi umum: menggunakan transportasi umum untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Kedua, menggunakan sepeda atau berjalan kaki: menggunakan sepeda atau berjalan kaki untuk jarak yang dekat.
Pola konsumsi berkelanjutan, pertama, membeli produk lokal: membeli produk lokal untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari transportasi.
Kedua, membeli produk yang berkelanjutan: membeli produk yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
“Dengan melakukan praktik berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat membantu mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup,” pungkasnya.**