Kab.Bandung, Parahiangannews – Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Panyadap Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung terlihat aktif mengembangkan usahanya. Salah satunya mengembangkan usaha gerai sembako, yang cukup diminati oleh para anggotanya.
Pada Sabtu (17/10/2025), sejumlah pengurus KDMP terlihat melayani anggota koperasi yang datang ke Kantor KDMP Panyadap maupun gerai sembako dan kebutuhan lainnya di Jalan Panyadap Kecamatan Solokanjeruk.
Tercatat 155 anggota yang terdaftar di KDMP Panyadap. Sudah mencapai Rp 21 juta lebih yang masuk ke koperasi, kemudian digunakan modal usaha gerai sembako dan bentuk usaha lainnya.
Camat Solokanjeruk Rahmatullah Mukti Prabowo pun meninjau langsung operasional KDMP Panyadap sekaligus berdiskusi dengan para pengurus koperasi dan menyapa sejumlah anggota koperasi yang datang ke Kantor KDMP Panyadap untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari di gerai sembako.
Camat Prabowo bersama Wakil Ketua Satu KDMP Panyadap Irman Hendarsyah dan Wakil Ketua Dua KDMP Panyadap Indiana Kosasih sempat berdiskusi membahas pengembangan usaha koperasi KDMP Panyadap. Selain itu bagaimana menumbuhkan usaha baru yang merupakan bagian dari inovasi pengembangan usaha KDMP Panyadap.
Irman mengatakan bahwa operasional KDMP Panyadap sementara ini memanfaatkan modal usaha dari simpanan (wajib, pokok dan sukarela) anggota untuk pengembangan usaha gerai sembako.
“Dengan dana awal Rp6 juta dari simpanan anggota koperasi yang mencapai 120 anggota. Saat ini sudah mencapai Rp21 juta lebih, dengan jumlah mencapai 155 anggota KDMP Panyadap,” ujar Irman.
Ia mengatakan bentuk usaha yang dilaksanakan KDMP Panyadap dengan cara meminjamkan sembako kepada anggota.
“Alhamdulillah, respon anggota cukup antusias. Bahkan kita sempat belanja sembako mencapai Rp10,6 juta, kemudian didistribusikan dengan cara dipinjamkan ke anggota dengan keuntungan koperasi Rp1,5 juta dengan pemasukan total sekitar Rp12,4 juta pada bulan September 2025,” ujarnya.
Ia mengatakan perekrutan anggota baru KDMP Panyadap mulai tanggal 8-9 Agustus 2025, dan saat ini terus berlangsung. Pengurus KDMP pun saat ini sedang berusaha untuk melakukan penetrasi kepada para anggota untuk pengembangan koperasi.
“Kita juga sedang mencari potensi apa saja yang ada di sekitar anggota koperasi, umumnya di Desa Panyadap,” ucapnya.
KDMP Panyadap juga berusaha untuk menginventarisir berbagai potensi yang ada di desa dalam proses penjualan atau berkolaborasi degan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang mengelola dapur MBG (Makan Bergizi Gratis).
“Langkah ini dilakukan untuk mengetahui potensi unggulan apa saja yang ada di Desa Panyadap,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua 2 KDMP Panyadap Indiana Kosasih mengatakan bahwa KDMP Panyadap ingin mengembangkan peternakan kecil yang ada di masyarakat.
“Di Desa Panyadap banyak potensi peternak kecil bebek. Kita kalau punya modal besar akan menumbuhkan, membina dan mengembangkan para peternak bebek. Para peternak dikasih modal usaha, cukup membayar dengan telur,” harapnya.
Indiana mengatakan potensi peternak bebek di Desa Panyadap itu, satu RW bisa mencapai 10 peternak bebek. Memang jumlahnya sedikit, yaitu ada yang memiliki 20 ekor, 30 ekor, 50 ekor sampai 100 ekor per peternak.
“Akan kita kembangkan. Ini kan bagian dari inovasi. Setelah itu tumbuh, baru kita bisa kerja sama dengan MBG. Ini inovasi pertama yang ingin dikembangkan,” ucapnya.
Pengembangan inovasi kedua yang diharapkan, lanjut Indiana, ingin membantu para petani dengan nilai Rp10 ribu per tumbak lahan pertanian. Nilai Rp10 ribu ini dibagi dua, Rp5 ribu untuk upah dan Rp5 ribu untuk pupuk, obat atau alat-alat pertanian dan lain-lain.
“Tujuannya, supaya hasil pertanian maksimal. Kalau petani punya 100 tumbak lahan sawah, maka KDMP bisa memberikan 100 tumbak kali Rp10.000 yaitu sebesar Rp1 juta. Rp500 ribu untuk persiapan panen maupun upah kerja, dan Rp500 ribu untuk sarana prasarana pertanian,” harapnya.
Menurutnya, enam bulan sekali para petani harus membayar ke KDMP dengan menggunakan gabah sesuai dengan harga pasar.
“Harga jual dari petani adalah harga jual dari masyarakat. Kalau di masyarakat Rp8,4 juta per kwintal, maka kita harus menerima Rp8,4 juta. Ini inovasi kedua,” katanya.
Inovasi ketiga, lanjut Indiana, bahwa KDMP ingin bekerjasama dengan Karang Taruna RW. Diharapkan Karang Taruna RW menjadi agen untuk menumbuhkan perekonomian masyarakat.
“Contoh kita akan membantu para pedagang kecil atau usaha kecil. Misalnya, tukang comro dikasih modal Rp250.000 sampai Rp500.000. Diharapkan nanti ada pemasaran melalui online atau digitalisasi yang dinamakan Go Food Desa Panyadap misalnya, yang dikelola oleh Karang Taruna,” jelasnya.
Menyoroti inovasi yang digagas KDMP Panyadap ini, kata Indiana, membuat sebuah usulan dalam proposal untuk membeli satu buah unit motor, apabila ada pinjaman uang.
“Motor ini nantinya untuk operasional antar jemput pesanan barang melalui aplikasi digitalisasi yang nantinya dikelola oleh Karang Taruna. Karang Taruna bisa memiliki penghasilan dari jasa antar. Kemudian koperasi mendapatkan keuntungan dari kelancaran usaha para pedagang usaha kecil yang kita bantu itu. Mulai dari pedagang comro, awug, bubur dan pedagang kecil lainnya,” ujarnya.
Indiana kembali menjelaskan dalam kesimpulannya, KDMP Panyadap ingin mengembangkan tiga hal ini. Pertama, ingin mengembangkan dan membina para peternak bebek.
“Kalau misalkan sudah terkumpul sekian ratus telur bebek dalam sehari, baru kita bisa kerja sama dengan MBG. Jadi kita bisa merangkul peternak bebek,” katanya.
Inovasi kedua, kata Indiana, KDMP Panyadap menyoroti bagaimana membantu para petani dalam penyertaan modal usaha.
“Kita ingin membantu para petani yang memiliki lahan sawah yang juga menjadi anggota koperasi. Dengan bantuan Rp10 ribu per tumbak. Sebesar Rp5.000 untuk upah, dan Rp5.000 untuk sarana prasarana pertanian, seperti pupuk, alat pertanian dan lain sebagainya,” ucapnya.
Inovasi ketiga, katanya, KDMP bekerjasama dengan Karang Taruna dalam pengembangan usaha Go Food.
“Ini tinggal rapat dengan para Ketua Karang Taruna di tingkat RW yang jumlahnya ada 18 RW. Pak Kades Panyadap juga setuju gagasan inovasi ini,” ujarnya, “Untuk menjadi anggota KDMP Panyadap itu dengan simpanan pokok Rp50.000 dan simpanan wajib Rp10.000/anggota”.
KDMP Panyadap pun akan membina para pemuda Karang Taruna untuk mengetahui potensi apa saja yang ada di Desa Panyadap. Ada sejumlah potensi usaha kecil di Desa Panyadap, di antaranya produk makanan ali agreum yang bisa dipasarkan oleh pemuda Karang Taruna melalui online Go Food Desa.
“Ini bagian dari inovasi desa. Itu bisa berkembang, walaupun saat ini belum tumbuh. Kita berusaha untuk menumbuhkan dan membina,” katanya.
Meski demikian, Indiana bersyukur bahwa KDMP Panyadap sudah berjalan, di antaranya membuka gerai sembako untuk memenuhi kebutuhan para anggota koperasi. Mulai dari beras, minyak, gula dan kebutuhan lainnya.
“Ini semua dari dana anggota. Simpanan anggota selama ini, yang dibelanjakan untuk sembako. Termasuk dari simpanan sukarela anggota koperasi,” katanya.
Ia mengatakan usaha KDMP Panyadap ini meminjamkan sembako kepada para anggota selama sebulan.
Lebih lanjut Indiana menanggapi terkait penyertaan modal Rp100 juta bagi KDMP yang sudah aktif dan jalan sebagai mana disampaikan Bupati Bandung Dadang Supriatna untuk 100 KDMP di Kabupaten Bandung, langsung meresponnya. Penyertaan modal ini akan digulirkan sebesar Rp10 miliar pada tahun 2026, dan masing-masing KDMP menerima Rp100 juta.
“Itu bisa memotivasi anggota koperasi. Kita sebelum mendengar itu (penyertaan modal), kita (KDMP Panyadap) sudah aktif. Sudah ada buku anggota, dan buku tabungan,” ucapnya.
Sementara itu, Camat Solokanjeruk Rahmatullah Mukti Prabowo mengatakan, penyertaan modal yang digulirkan Bupati Bandung pada tahun 2026 mendatang, untuk penguatan kegiatan usaha KDMP.
“Ini bantuan untuk KDMP yang responnya cepat. Pernyataan modal ini semacam reward bagi KDMP, supaya mengembangkannya,” katanya.
Prabowo mengatakan di Kecamatan Solokanjeruk, baru KDMP Solokanjeruk dan Panyadap yang sudah berjalan koperasinya. Sudah ada bisnis plannya.
“Rp100 juta/KDMP dari penyertaan modal yang akan digulirkan Pak Bupati Bandung pada tahun 2026 itu bisa digunakan untuk pengembangan KDMP,” katanya.
Camat Prabowo mengatakan bahwa KDMP di Kecamatan Solokanjeruk, semuanya sudah mulai terlihat aktif dan berjalan. Hal itu ditandai dengan adanya kantor KDMP, perekrutan anggota. Namun untuk pengembangan usaha, katanya, KDMP Panyadap dan Solokanjeruk sudah mulai terlihat kegiatan usahanya dengan membuka usaha gerai sembako, dan KDMP lainnya menyusul.
Prabowo mendorong para pengurus KDMP untuk memahami digitalisasi untuk memudahkan pelayanan kepada anggota koperasi.
“Perlu ada pelatihan IT (Informasi dan Teknologi) atau digitalisasi untuk para pengurus koperasi. Sistem yang dibuat benar-benar untuk memudahkan pelayanan kepada anggota koperasi. Selain itu untuk memudahkan pelaporan kepada Pemkab Bandung maupun pemerintah kecamatan,” tutur Camat.
Dengan memahami IT, kata dia, perkembangan masing-masing KDMP bisa terkontrol melalui digitalisasi. “Yang tadinya dengan cara manual, kedepan harus ada pengembangan dengan cara digital,” ucapnya.
Ia mengatakan di Kecamatan Solokanjeruk merupakan potensi pertanian. Selain itu, masing-masing pengurus KDMP menyisir potensi-potensi UMKM yang ada di masing-masing desa hingga Dusun dan RW.
“Kita sudah mendata 37 pelaku UKM (Usaha Kecil dan Menengah) yang aktif di Kecamatan Solokanjeruk. Tapi yang terdata mencapai 87 pelaku UKM, kita berusaha untuk membantu dan memfasilitasinya dari proses perizinan, sertifikasi halal, HAKI dan lain sebagainya. Selain itu pelatihan membuat kemasan sesuai dengan kebutuhan pasar. Termasuk pemasaran UKM,” katanya.
Camat Prabowo menyebutkan sejumlah UMK di Kecamatan Solokanjeruk ada yang sudah lintas kecamatan, kabupaten, bahkan ada yang sudah lintas negara.
Ia pun mendorong para pengurus KDMP untuk mendata potensi di daerahnya, yang nantinya dari potensi itu bisa mensupport kebutuhan di dapur MBG (Makan Bergizi Gratis).
“Sesuai dengan arahan Pak Bupati Bandung Dadang Supriatna, nantinya ada potensi desa yang diakomodir oleh MBG. Potensi pertanian yang ada di Kecamatan Solokanjeruk, misalnya hasil pertanian kangkung, bayem dan lainnya sebagainya. Ada 29 item untuk memenuhi kebutuhan dapur MBG itu,” ujarnya.**