Pemerintahan

Kang DS Hadiri Rapat Konsolidasi Regional Jawa Barat Bahas Program MBG di SICC Sentul Bogor

×

Kang DS Hadiri Rapat Konsolidasi Regional Jawa Barat Bahas Program MBG di SICC Sentul Bogor

Sebarkan artikel ini

Bogor, Parahiangannews- Bupati Bandung Dadang Supriatna, yang akrab disapa Kang DS, hadir langsung pada rapat konsolidasi regional Jawa Barat dalam rangka tata kelola Makan Bergizi Gratis atau MBG di SICC (Sentul International Convention Center) Sentul, Jalan Jendral Sudirman No.1, Cipambuan, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (13/10/2025).

Selain Bupati Bandung, hadir pula Wakil Bupati Bandung Ali Syakieb, Asisten Ekonomi dan Pembangunan, serta OPD lainnya yakni Dispakan, Dinkes, Disdik, PUTR , Dinas LH, Distan, Diskominfo, dan Kabag SDA Kabupaten Bandung.

Pada kesempatan itu hadir pula Wakil Gubernur Jawa Barat, Wakil Gubenur Banten, serta jajaran Forkopimda maupun perangkat daerah, selain Kepala SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi), ahli gizi dan sejumlah pihak terkait lainnya dalam rapat konsolidasi program MBG tersebut.

Melalui program MBG itu, diharapkan bisa menyediakan menu sehat, gizi seimbang untuk menciptakan generasi muda yang sehat dan cerdas di masa mendatang.

Pada sambutannya, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengucapkan terima kasih kepada jajaran pemerintah daerah mulai dari Gubenur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota atas kontribusinya dalam program strategis nasional Makan Bergizi Gratis atau MBG.

“Sekarang di seluruh Pemda ada Satgas. Yang pertama tugasnya untuk SPPG seluruh aglomerasi, Satgas bertugas mengawasi, memonitor dan memitigasi setiap kejadian. Jadi seluruh mitra, seluruh SPPG, dan ahli gizi untuk membuka pintu lebar-lebar untuk Pemda karena sertifikat laik higiene sanitasi dikeluarkan oleh Pemda,” kata Dadan.

“Jadi jangan ditanya lagi kalau dari Pemda datang. Karena sekarang pengawasan eksternal dilakukan oleh Dinkes dan internalnya oleh Badan Gizi Nasional,” imbuhnya.

Kemudian tugas kedua Satgas, kata dia, pihaknya akan membentuk Satgas SPPG di daerah terpencil dan titiknya ditentukan oleh Satgas Pemda.

“Jadi untuk penentuan titik SPPG terpencil, ditentukan tidak perlu minta izin ke Badan Gizi, tapi ditentukan langsung oleh Satgas Pemda. Di manakah titik yang harus dibangun, di daerah yang lebih dari 30 menit pengiriman sekitarnya. Maka berapapun jumlah penerima manfaatna, baik itu ada sekolah atau tidak ada sekolah, selama ada penduduk di daerah itu, karena ada ibu hamil maupun ibu menyusui. Mohon dibangun SPPG terpencil berukuran 10 x 15 meter,” ujarnya.

Dadan mengatakan bangunannya silahkan siapa yang membangun ditunjuk oleh Pemda, apakah melalui dana APBD, Kadin, investor, kemudian langsung disewa selama empat tahun kedepan.

“Pengelolaannya sama seperti SPPG yang lain. Tapi kami butuh mitra, kami membutuhkan tokoh masyarakat, kalau ada yayasan kita gunakan yayasan. Kalau tidak ada kita buatkan yayasan, karena bangunnya sudah disewa di depan, sebagai mitra kami akan diberikan manajemen fee. Tapi manajemen lainnya sama seperti SPPG,” katanya.

Ia mengatakan untuk membangun SPPG di daerah terpencil itu, Satgas Pemda silahkan untuk menunjuk mitranya atau investornya. Setelah selesai seluruh bangunannya, dibangun, kemudian disewa selama empat tahun kedepan.

Lebih lanjut Kepala BGN mengatakan, ada tiga kunci MBG. Pertama anggaran. Anggaran sudah disediakan secara cukup oleh Presiden Republik Indonesia. Tahun ini dianggarkan Rp71 triliun, dan tahun ini distanby-kan Rp100 triliun, tapi Badan Gizi hanya bisa menyerap Rp99 triliun. Jadi sisanya sudah dikembalikan ke kas negara, karena Badan Gizi tidak bisa menyerapnya.

“Tahun depan Badan Gizi sudah disiapkan Rp268 triliun. Dan satu hari kita akan keluarkan Rp1,2 triliun,” katanya.

Kunci kedua adalah SDM (Sumber Daya Manusia). Mereka adalah SPPI (Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia) 
yang bertugas di SPPG. Mereka adalah pejuang merah putih. Untuk itu, Kepala BGN mengucapkan terima kasih kepada mereka.

Kunci ketiga adalah infrastruktur, yaitu Gedung SPPG.

“Saya ucapkan terima kasih kepada semua mitra yang telah membuat program MBG berlangsung dengan cepat dan pertumbuhannya luar biasa. Mereka adalah pahlawan bangsa/negara dan pejuang merah putih,” ujarnya.

Ia mengatakan pada program MBG ini, saat ini sudah ada 11.504 bangunan SPPG, 100 persen adalah kontribusi dari para mitra yang menjadi pejuang merah putih. Jumlah bangunan SPPG itu besok atau lusa akan bertambah, karena setiap hari terus bertambah SPPG yang sudah terverifikasi dalam program MB tersebut. Kehadiran mereka adalah kontribusi terbesar dalam program MBG.

“Ini program pertama di Indonesia, dan pertama di dunia, di mana mitra menjadi partner BGN yang telah mensukseskan program ini dengan cepat,” ujarnya.

Ia mengatakan Badan Gizi tidak membuat standar menu nasional, yang ditetapkan Badan Gizi adalah komposisi gizi. Menunya diracik oleh ahli gizi, berdasarkan zonasi potensi sumber daya lokal dan berdasarkan kesukaan masyarakat lokal.

“Kenapa program makan bergizi ini penting dilakukan? Karena Pak Presiden, karena penduduk Indonesia masih tumbuh 6 orang per menit. Dan saat ini sudah mencapai 285 juta jiwa, dan akan terus tumbuh mencapai 324 juta sampai tahun 2045 mendatang,” katanya.**

Example 120x600

You cannot copy content of this page